Tampil Antik dengan Kayu Jati



Sebuah ruangan tak lengkap rasanya bila tak ada pernak-pernik atau furniture berada di dalamnya. Rasanya terkesan sepi dan kosong. Sebuah furniture selain mempunyai nilai guna juga harus mempunyai nilai artistik yang diselaraskan dengan konsep hunian rumah, baik klasik, minimalis maupun konsep-konsep lainnya. Salah satu bahan material yang tak lekang dimakan zaman adalah kayu jati. Kayu jati terkenal akan kekuatan dan keawetannya sehingga tak heran bila material ini sering dijadikan bahan furniture. Warna coklat tua ditambah dengan tekstur pola-pola lingkaran tahun umur menambah kesan antik dan klasik. Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, tak heran jika kayu jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak digunakan sebagai bahan furniture dan mebel.
Bahan baku kayu jati sendiri didatangkan langsung dari Blora, Cepu yang merupakan sentra hutan kayu jati dan beberapa tempat di sekitar Jawa Timur. “Kayu-kayu ini diambil langsung dari Perhutani, TPK (Tempat Pemotongan Kayu) sehingga legal . “ ujar Dwi. Produk-produk berupa kamar set yang terdiri dari sebuah lemari berpintu 3, tempat tidur, toalet, dan meja TV. Satu setnya dihargai Rp 15 juta rupiah. Jika Anda menginginkan perbagian atau hanya satu produk juga bisa. Lemari berpintu 3 dijual dengan harga Rp 4,5 juta. Tempat tidur dengan ukuran 1,80 X2 m, dihargai Rp 4 juta.
Toalet atau meja hias dengan cermin dihargai Rp 2,5 juta sedangkan meja TV dijual Rp 3 juta. 1 set kursi tamu sudut dan meja dihargai Rp 4 juta. Sebuah ayunan lucu sangat serasi bila di letakkan di taman, sebagai saran bermain anak atau sekedar duduk-duduk menikmati pemandangan taman. Ayunan ini dihargai Rp 3 juta. “Ayunan ini sangat kuat dan mampu menampung beban hingga 2 ton karena diselubungi batang besi pada bagian dalamnya,” terang Dwi. Sebuah meja makan dihargai Rp 3,5 juta tergantung motif dan ukuran. 1 set kursi teras yang terdiri 2 kursi dengan sandaran melengkung dan sebuah meja bulat dihargai Rp 2 juta. Kursi teras ini sangat cocok bila diletakkan di beranda depan atau bagian teras rumah. Niko Furniture juga menerima pesanan. “Special order yang kami kerjakan biasanya berupa kitchen set. Untuk per meter lari dihargai Rp 3,5 juta bonus rak piring dan lampu,” tambah Dwi. Berbagai pameran telah diikuti Niko Furniture untuk memperkenalkan produknya. Produk-produk ini diminati oleh pangsa pasar nasional, tak heran bila mereka setiap 3 bulan sekali mengirimkan produknya ke Ujung Pandang, Bima, Kalimantan, dan Bali. “Untuk Bali, produk yang diminati adalah gebyok bermotif ukiran jepara,” terang Dwi. Untuk perawatannya , kayu jati relatif lebih mudah. Cukup dibersihkan dengan kain basah atau cairan pembersih. Jika Anda tidak mempunyai banyak waktu, cukup dibersihkan dengan kemoceng. Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya sehingga awet bila digunakan atau diletakkan di ruang terbuka meski tanpa divernis.
Untuk menjaga kualitas produknya, Niko Furniture menerapkan standar yang tinggi. Kayu-kayu jati sebelum diolah direndam dulu di dalam minyak tanah dicampur dengan kapur barus, baru kemudian diobati dan diselubungi plastik. Pengeringan kayunya menggunakan pengeringan alami dengan bantuan sinar matahari tanpa dioven. “Jika dioven akan pengaruh ke tekstur dan hasilnya kurang bagus,” kata Dwi. Ia juga menambahkan, “Jika dari nol (kayu mentah) hingga menjadi produk jadi membutuhkan waktu kurang lebih sebulan, tergantung cuaca. Dan untuk finishingnya, kami menerapkan lima kali pengamplasan kemudian didasari, diamplas lagi supaya hasilnya lebih halus dan rata, baru diclear.”

No comments:

Post a Comment